Senin, 23 Maret 2015

SOFTSKILL : PENERJEMAHAN BERBANTU KOMPUTER "New York City marks International Women's Day with march"



Thousands of men and women from around the world gathered Sunday outside the United Nations to mark International Women's Day with a march to Times Square, joining voices globally demanding gender equity.

They convened to speak up for the gender that traditionally is paid less for work and often has a smaller voice in policy decisions.

U.N. officials say much has been achieved under the Beijing Declaration and Platform for Action, signed by 189 governments in 1995 as a pledge for realizing women's rights. But U.N. Secretary-General Ban Ki-moon told the marchers that in the 20 years since the Beijing Declaration, "progress has been too slow, uneven."

"We have to fully respect and use the potential of all of our women," Ban said.

He has said the most urgent issue is rape being used as a war weapon, from Nigeria and Somalia to Iraq and Syria.

Speakers at the U.N. gathering before the march included Nobel prize winner Leymah Roberta Gbowee, a peace activist from Liberia.

New York City's first lady, Chirlane McCray, noted that International Women's Day commemorates the day in 1908 when thousands of women marched through the city demanding shorter working hours, better pay and voting rights.

"Today, you are marching in the footsteps of generations of feminists," she said. "This march started more than a century ago, but we still have a long way to go before we get to equality."

In November, New York joined the U.N.'s Safe Global Cities Initiative, which works to combat sexual harassment and sexual violence in public places. (**)

- See more at: http://m.thejakartapost.com/news/2015/03/09/new-york-city-marks-international-womens-day-with-march.html#sthash.DaD1vaxR.dpuf

SOFTSKILL : PENERJEMAHAN BERBANTU KOMPUTER "KOTA NEW YORK MEMPERINGATI HARI PEREMPUAN SEDUNIA DENGAN PAWAI"



Ribuan pria dan wanita dari seluruh dunia berkumpul pada hari Minggu di luar gedung  PBB untuk memperingati Hari Perempuan sedunia  dengan pawai menuju Times Square, menggabungkan suara perempuan sedunia untuk  menuntut kesamaan hak.

Mereka berkumpul untuk berbicara tentang masalah yang sederhana yang membedakan hak laki-laki dan perempuan yaitu  upah yang kecil untuk pekerja perempuan dan sedikit sekali peluang untuk para perempuan dalam menyampaikan sebuah keputusan kebijakan.
Para pejabat PBB mengatakan banyak yang telah dicapai dalam Deklarasi Beijing dan Landasan Aksi, ditandatangani oleh 189 pemerintah pada tahun 1995 sebagai janji untuk mewujudkan hak-hak perempuan. Tapi Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan kepada demonstran bahwa dalam 20 tahun sejak Deklarasi Beijing, "kemajuan telah terlalu lambat, tidak merata."

"Kita harus menghormati sepenuhnya dan menggunakan semua potensi perempuan kami," kata Ban.

Ia mengatakan isu yang paling mendesak adalah pemerkosaan digunakan sebagai senjata perang, dari Nigeria dan Somalia ke Irak dan Syria.

Pembicara pada pertemuan PBB sebelum demonstran termasuk pemenang hadiah Nobel Leymah Gbowee Roberta, seorang aktivis perdamaian dari Liberia.

Ibu Kota New York, Chirlane McCray, mencatat bahwa Hari Perempuan Sedunia memperingati hari pada tahun 1908 ketika ribuan perempuan pawai melewati kota menuntut jam kerja yang lebih pendek, upah yang lebih baik dan hak suara.

"Hari ini, Anda berbaris jejak generasi feminis," katanya. "pawai ini dimulai lebih dari satu abad yang lalu, tapi kami masih memiliki jalan panjang untuk pergi sebelum kita sampai kesetaraan."

Pada bulan November, New York bergabung dengan PBB Safe Global Cities Initiative, yang bekerja untuk memerangi pelecehan seksual dan kekerasan seksual di tempat umum. (**)